Love From My Heart Oleh: Endik Koeswoyo (Bag 6)

Diposting oleh den_holic on Kamis, 26 Juli 2012

Han membuka mata, dan sangat terkejut melihat gadis cantik itu telah berada disampingnya. Apalagi tangan gadis itu melingkar dipinggangnya. Pemuda itu mengusap-usap mata sepertinya tidak percaya dengan apa yang dialaminya, kemudian mengamati wajah ayu Nina yang terlelap. Suara merdu lagu syahdu melantun pelan. Han lalu mengamati jam dinding yang ada dikamar itu, sudah menunjukkan angka satu dini hari.

Hanya diam yang  dia bisa, memandang lagi kearah gadis yang memeluknya dengan erat.  Entah berapa lama Han mengamatinya, berbagai macam pikiran berkecamuk didalam otaknya, antara percaya dan tidak percaya. Lalu dia mangangkat tangan Nina pelan-pelan. Pemuda itu memutuskan bangun dan menengok keluar melalui jendela kaca, tak ada siapun diluar sana. Hanya terdengar nyaian jangkrik-jangkrik kecil. Han melanglah menuju kamar mandi dipojok ruangan itu. Mencuci muka sambil mengamati bayangannya dicermin kecil yang menempel di dinding. Setelah itu Han keluar, duduk
dikursi dekat komputer sambil memandang Nina yang tertidur. Tak henti-hentinya dia mengamati gadis itu, cantik dan ah…pikirannya jadi ngelantur.

 “Sudah bangun Han?”

 Suara gadis itu mengagetkan lamunan pemuda itu.

 Han hanya tersenyum kecut.

 “Sudah tidak usah dipikirkan, tidur lagi aja lagi!” dari atas kasur busa itu Nina berbicara padanya.

 “Kenapa aku tidak dibangunkan dari tadi Nin?” ucap Han pelan.

 “Kamu tidurnya pulas sekali, aku jadi tidak tega.”

 Nina lalu bangun dari tempat tidurnya, menghampiri Han yang terduduk lesu dikursi. Gadis itu lalu memegang tangannya.

 “Sudah tidak usah dipikirkan, tidur lagi!’’ sambil menarik lengan pemuda yang terdiam sedari tadi. 
 Dia hanya menurut saja saat Nina menarik tangan lemas itu dengan pelan. Kini mereka berdua telah kembali berada diatas pembaringan. Lagi-lagi Han hanya memandang gadis yang ada disampingnya itu, mengamati lekuk-lekuk tubuh yang terbungkus daster tipis warna biru dengan bunga-bunga mawar warna-warni. Desah nafasnya terdengar pelan bersamaan dengan tangan gadis itu yang  kembali melingkar dipinggangnya.

 Mata mereka beradu pandang, saling menyelam kedalam hati masing-masing. Cukup lama mereka hanya saling menatap tanpa ada sepatah katapun yang terucap. Lalu, Han melingkarkan tangannya ketubuh sintal itu.

 “Sorry ya Nin, aku jadi merepotkanmu.”

 “Merepotkan apanya?”

 Suara manja Nina seakan menggetarkan hati, dan Han hanya bisa terdiam lagi. Tidak menjawab pertanyaan dari Nina. Tubuh mereka semakin dekat, pelukan itu semakin erat. Entah siapa yang memulai, bibir itu kini telah semakin dekat dan sangat dekat. Desah nafas itu kini telah menjadi satu.

{ 0 komentar... read them below or add one }