Love From My Heart Oleh: Endik Koeswoyo (Bag 4)

Diposting oleh den_holic on Sabtu, 10 Maret 2012

 “Han…bangun, sudah siang!”

“Entar dulu ah!” jawab Han malas.

“Tumben kamu se-siang ini masih molor?”

Han membalikkan tubuhnya, tapi tidak menjawab pertanyaan Arif. Hanya memandang dari balik bantal yang ditutupak di diwajah.

“Kamu nggak kuliah?”

“Nggak,” sahutnya dengan nada malas.

“Ya sudah, molor terus!” Arif meninggalkan kamar itu, berjalan kearah ruang tamu lalu menemui kedua sahabatnya yang sudah menunggu.

 “Mana Rif?” tanya Pay.

 “Siapa Pay?”

 “Han,”

 “Masih molor, tidak mau bangun.”

 “Biarin aja, hari ini dia tidak ada kuliah,” celetuk Jack cepat.

 Sepertinya tiga pemuda sebaya itu sudah terlihat rapi. Jack, Pay dan Arif duduk diruang tamu, dimeja kecil itu telah berjajar cangkir-cangkir berisi kopi.

 “Ada yang aneh pada diri Han akhir-akhir ini?”

 “Ah…Pay, seperti tidak tau siapa dia saja?”

 “Tapi Jack, sudah siang gini belum bangun!”

 “Mungkin tadi malam tidak tidur.”

 “Ngapain?”

 “Biasa, nyelesain novel terbaruya.”

 “O…pantesan, jarang keluar dari kamar.”

 “Rif, kenapa kamu hanya diam saja?” Jack melihat kearah Arif yang hanya terdiam sambil menikmati rokoknya.

 “Apa kalian percaya pada jodoh?”

 Kedua temannya hanya diam, tidak langsung menjawab pertanyaan Arif.

 “Kalo aku sih…percaya,” Jack memberi sebuah jawaban walau agak ragu.

 “Kalau kamu Pay?” Arif menatap Pay dengan tajam.

 “Percaya, hanya saja jodoh tidak akan diturunkan begitu saja.”

 “Maksudnya?” tanya Arif belum puas dengan jawaban itu.

 “Ya…kita harus mencarinya! Kita harus berkorban untuk mendapatkannya, dan tentunya jodoh kita adalah seseorang yang tepat di hati kita.”

 Mereka saling melihat, terdiam lalu tertawa.

 “Ha…ha…berarti kita harus mulai mencari dari sekarang!” Pay lalu tertawa.

 “Ha…ha…Rif, memang mudah cari pacar? Memang mudah mencari cinta? Kalau yang kita harapkan bukan cinta pertama lalu bagaimana?” Jack memberikan beberapa pertanyaan di sela tawanya.

 “Berusaha tidak ada salahnya Jack,” sanggah Arif lagi. 

 “Tidak usah ribut, itu masalah kecil,” celetuk Pay. 

 “Masalah kecil Pay?”

 “Iya, mungkin kita saja yang tidak sadar kalau banyak cewek yang naksir sama kita-kita?”

 “Putri itu tidak datang bila kita tidak mencarinya,” guman Pay pelan sesaat kemudian.


“Ha…ha…mungkin juga ya?” Jack seakan bertanya pada dirinya sendiri. 

Sedangkan Arif hanya bisa tersenyum simpul sambil memandang kedua sahabatnya itu.

 “Sudah ah…pagi-pagi yang dibahas malah jodoh!’’ ungkap Arif hendak menutup pembicaraan.

 “Ye…yang mulai kan kamu!” bantah Jack.

 “Iya, tapi batal,” Arif pura-pura sewot.

 “Ha…ha…,”mereka bertiga tertawa bersamaan.

 “Ayo, sudah siang nanti telat!” Pay menyahut tas pinggangnya yang ada di meja.

 Setelah membawa cangkir-cangkir itu kebelakang mereka berangkat kekampus. Sedangkan Han masih terlelap dalam tidur pagi. Menikmati mimpinya bersama Cinderella, dengan Roro Jonggrang dan Nawangwulan. Atau barangkali dia telah memberikan sepatu kaca itu pada gadis  cantik yang di impikannya.

{ 0 komentar... read them below or add one }